MITOS NO. 1.Keterampilan fisik akan datang dengan sendirinya, tidak perlu diajarkan atau dilatih. Ini merupakan pernyataan yang tidak benar. Memang sudah menjadi kodrat bahwa manusia dapat melakukan gerakan, tetapi semuanya membutuhkan latihan dan perbaikan. Tanpa latihan, gerakan tidak dapat sempurna.
MITOS NO. 2.Anak-anak akan mendapat latihan olahraga di sekolah, jadi tidak perlu lagi dibimbing sebelum sekolah. Ini juga pandangan yang salah. Beberapa keterampilan fisik bahkan perlu dilatih sebelum usia sekolah. Tidak semua sekolah punya alat-alat dan biaya yang cukup untuk olahraga. Guru olahraga pun kadang-kadang tidak ada.
MITOS NO. 3.Olahraga tidak penting bagi anak perempuan. Ada
orang tua mengatakan, dia dapat mengerti bimbingan atau pengembangan
fisik untuk anak laki-laki tetapi tidak untuk anak perempuan. Pendapat
ini keliru. Sering terjadi orang tua dengan bangga menyaksikan suatu
pertandingan olahraga, karena anak laki-lakinya bermain dalam
pertandingan itu tetapi mereka mengabaikan latihan-latihan olahraga
untuk anak perempuannya. Apa jadinya generasi mendatang tanpa wanita yang sehat?
Taekwondo untuk Anak ?
Anak
usia 4 s/d 12 tahun sudah memiliki keinginan yang besar untuk
beraktifitas fisik. Olahraga adalah kegiatan yang bisa menyalurkan
enerji mereka. Namun sayang tidak semua olahraga bisa.. Mengapa ? Beberapa cabang olahraga memang tidak dirancang untuk dilakukan oleh anak - terutama untuk usia 4 tahun.
Taekwondo ? Olah raga keras !
Taekwondo olahraga beladiri asal Korea ini kerap dibayangi dengan kontak fisik dan kekerasan. Padahal Taekwondo adalah Olympic sport, bayangan negatif ini mestinya hilang dan bagaimanapun juga tergantung pada siapa pelatihnya. Latihan dikelas kami, kontak fisik dibatasi dan sama sekali bebas kekerasan. Beladiri jelas tidak sama dengan perkelahian. Sebagai olahraga, Taekwondo mengajarkan sikap ksatria (sportmanship dan fair play). Kami membangun keberanian lewat tantangan. Pencegahan kecelakaan dan penanganan cedera adalah prioritas.
MITOS NO. 4Semua Latihan Taekwondo - sama saja.
Latihan
taekwondo yang biasa diberikan untuk umum yang juga biasanya diikuti
oleh remaja dan dewasa tidak seharusnya diberikan kepada anak usia 4 s/d
12 tahun apalagi jika beban, intensitas serta frekuensi latihan tidak
dibedakan. Menuntut anak/siswa untuk meraih medali dalam pertandingan
adalah beban yang secara psikis yang merugikan. Mental anak lebih perlu
disiapkan terutama agar anak menikmati olahraga termasuk saat ia
bertanding. Pemahaman pelatih tentang tujuan latihan dan cara latihan yang aman untuk anak menunjukan bahwa tidak semua latihan taekwondo itu sama.
Mengapa anak perlu olahraga ?
Olahraga
pada dasarnya adalah aktifitas fisik yang terarah. Sebagai aktifitas,
olahraga harus mampu membuat siapapun - juga anak-anak - mendapatkan
manfaatnya. Manfaat olahraga bagi anak banyak sekali : kemampuan gerak,
kekuatan otot serta kelenturannya terbukti membawa manfaat yang besar
bagi pertumbuhan tulang anak dan ketahanan fisik untuk aktifitas anak sehari-hari.
MITOS NO. 5.Berikan bola dan bawa anak ke lapangan - ..cukup !
Teori
usang ! Benar bahwa bermain bagi anak - adalah kegiatan yang
menyenangkan.namun bermain tanpa aturan bisa menimbulkan cedera dan
bahkan hilangnya minat anak. Kegembiraan anak saat berolahraga dapat
memacunya untuk melakukan gerak dasar yang penting bagi anak seperti
jalan, lari dan melompat. Permainan
yang tidak dikemas untuk merangsang bergeraknya seluruh tubuh anak
dengan seimbang tidak dapat dikatakan olahraga yang benar. Ketika anak berolahraga adalah waktu yang tepat untuk membentuk kesadaran untuk tunduk pada aturan main (self-disicipline) dan fair play (sportmanship). Persoalannya sekarang bagaimana membuat anak gembira amat tergantung dari keterampilan pelatihnya.
MITOS NO. 6.Semakin muda anak menjadi atlit, semakin baik
Sama sekali kurang tepat ! Dalam usia dini " pekerjaan anak adalah bermain"
- kehilangan masa kanak-kanak akan membuat anak hidup "cacat" karena ia
telah kehilangan kesempatan untuk bermain yang akan merugikan anak
secara psikis dimasa depannya - termasuk kerugian atas hilangnya minat
berolahraga.
Disaat
usia sekolah tulang dan otot anak sedang berkembang dilain pihak,
kompetisi menuntut latihan dengan beban dan intensitas yang besar. Beban
dan intensitas latihan ini dapat merusak dan menghambat pertumbuhan
tulang dan otot anak. Berdasarkan penelitian diperlukan 10 tahun atau
10.000 jam untuk menjadi ahli olahraga. Memperpendek waktu ini, misalnya
menjadi hanya dua tahun, tidak hanya membuat anak jenuh tetapi juga
membawa mereka kepada resiko cedera karena terjadi kerusakan otot.